Cara Mengenali Emas Batuan

Mengenali Emas Batuan
Quartz Vein dengan emas halus
Cara Mengenali Emas Dalam Batuan
Emas asli batuan adalah emas yang terdapat di dalam batuan di alam dan terbentuknya secara proses alami yang terjadi secara berbagai macam teori dan pengenalannya pun berbeda beda sesuai dengan keterdapatannya di alam.

Mengenal emas itu asli atau tidak di dalam batuan di alam sekitar kita ada beberapa cara dan ciri yang ditunjukkannya dari pengamatan secara megaskopis, mata biasa tanpa batuan kanta.

Bagaimana mengenali emas atau bukan di dalam tanah.?
  • Emas mempunyai sifat yang berbeda dari benda lain. apa saja itu...
  • Biasanya terkecoh oleh adanya Pyrite. Hati hati ya...Apa itu Pyrite..?
  • Emas asli berat timbangannya. karena density Au = 19.
  • Mudah terlepas dari batuan asal.
  • Emas asli batuan mempunyai kesan tetap sama dilihat dari sisi manapun.
Di alam aslinya sering dijumpai emas yang sudah terhanyutkan dan ini di sebut emas Alluvial = Alluvial Gold
Dalam masa exploration regional, maka cara menentukan adanya emas dalam batuan atau Hard Rock Gold prospecting dilakukan pengujian emas hanyutan atau pengujian alluvialnya. 

Cara itu dilakukan untuk mendapatkan contoh sample stream sediment, cara tradisional adalah dengan mendulang.

Dulang sekali mendapatkan beberapa butir emas yang tampak mata sekitar 5 sampai 10 butir kasar , itu sudah cukup memberikan arti yang cukup significant, untuk melanjutkan exploration lebih ke arah hulu.


Baru kemudian setelah di jumpai tanda tanda  mengarah ke clue atau penunjuk akan adanya prospect emas di dalam batuan, maka selanjutnya diperkirakan system apa yang mungkin terjadi di lokasi prospect tersebut. 

Bagaimana cara  Praktis untuk mengenali emas dalam batuan ?

Emas pada batuan quartz
Bagaimana mengenali emas di dalam tanah, akan dibahas dibawah ini:
  • Emas bersifat logam, metaloid, kilap metalic, bukan menyerap sinar seperti kayu atau tanah.
  • Sering terkecoh dengan mineral pyrite. Hati hati karena pyrite bersinar memantul sinar seperti kaca , bersifat kristal, tetrahedral.
  • Emas berat jenis 19, jadi berat paling berat
  • Mudah terlepas dari batuan host jika teroksidasi
  • Dari sisi mana saja emas tampak sama warna dan kilapnya.


Di alam aslinya sering dijumpai emas yang sudah terhanyutkan dan ini di sebut emas Alluvial= Alluvial Gold.  

Suatu knowledge, emas ada di dalam batuan terjebak secara alami,  dikarenakan suatu rangkaian proses alami, oleh karena itu dapat berbentuk kristal emas itu sendiri dan juga dapat sebagai suatu ikatan kimiawi bersama mineral tertentu dalam batuan. Inilah dikenal sebagai proses mineralisasi.

Karena itulah membentuk jebakan EMAS yang bercirikan sendiri sendiri. antara lain: 

1. Low Sulphydation Epythermal Deposite: 
  • Jebakan emas ini sering dicirikan adanya Adularia-Sericite Vein, cirinya munculnya elektrum-silver sulphonate, argentite. juga hadirnya sejumlah base metal sulfida bertekstur vuggy, bended , breksia dari quartz -adularia vein tersebut. Emas nya mempunyai kadar yang Tinggi . Batuan dinding bersifat Felsic dari batuan volcanics.
  • Batuan Induk dan Asosiasi nya: andesite, dacite, rhyodacite, rhyolite , asosiasi batuan sedimen dan intrusi hypabyssal.  Mineralisasio calc-alkaline. 
  • Alteration: Zonasi umumnya dijumpai dari bawah ke atas system: – quartz + kaolinite + smectite ± zeolite ± barite ± calcite;     Atau juga : quartz + adularia ± illite; quartz + chlorite ± calcite; presence of adularia is variable. 
  • Juga dijumpai : quartz + adularia ± illite; quartz + chlorite ± calcite; 
  • Kehadiran dari mineral adularia sebagai variable. 
  • Tinggi rendahnya kadar emas sangat erat berasosiasi dengan keberadaan adularia ini. 
  • Contoh : Gunung Pongkor, Aneka Tambang Leuwiliang Bogor Jawa Barat Indonesia.
   2. High Sulphydation Epythermal Deposite:
  • jebakan emas ini umumnya dijumpai di daerah berbatuan volkanik, tuff dan bertekstur berlobang, breksia, dan bersifat acid-sulphide . Ciri yang lainnya adalah adanya alterasi advance argilic, kaya alumina  , munculnya mineral enargite-luzonite, pyrite
  • Alterasion berasosiasi dengan batuan bertemperature tinggi misal quartz-alunite-pyrophyllite (advance argillic); Quartz-Alunite bergradasi grade
  • Umumnya termineralisasi seluruh body quartz vein dan bukit batu tersebut sehingga menjadi jebakan berbentuk dome, seluruh bukit mengandungi emas
  • Kadar emas dijumpai biasanya rendah saja, akan tetapi mempunyai tonage yang besar banyak
  • Contoh deposit : Martabe, Lanut, Miwah di Indonesia, Lepanto di Philipine, Yanacocha di Peru
3. Sediment Hosted Gold Deposite
  • Ciri jebakan emas sedimen hosted adalah adanya batuan sedimen sebagai capsrock atas batuan mengandung emas. Batuan capsrock ini dapat berupa batuan carbonate atau sedimen lainnya
  • Bersifat emas deseminated, bersama iron sulfida sangat halus, carbonan atau calcareous
  • Umumnya berkadar emas tinggi sampai bonansa
  • Alterasinya merupakan disolusion batuan carbonate dalam sequens calcite-dolomite
  • Mineral silica menempati rongga rongga voids pada batuan carbonate tersebut, terjadilah proses hydrolisis dari aluminium silicate ke mineral clay. 
  • Contoh deposite : Mesel Ratatotok di  Indonesia, Bau di malaysia
4. Phophyry Copper Gold Deposite :
  • Jebakan emas ini menunjukkan adanya kandungan tembaga dalam mineral malachite, azurite, bornite dan covelite
  • Bersifat deseminated dan vein let halus tembaga dan iron sulfida
  • Berasosiasi dengan batuan potassic, Sericite, Propylitic
  • Berada bersama suatu intrusi pluton di dinding
  • Batuan hosted umumnya Tonalite
  • Mengandung Copper-Gold atau Gold Copper
  • Contoh Batu Hijau, Grasberg di Indonesia
5. Skarn Gold Deposite :
  • Ini adalah konsentrasi chalcopyrite dan calcium-silicate contact dengan batuan metasomatisme.
  • Deposite dapat hanya emas saja atau tembaga dan emas
  • Alterasinya mineral silicate bersifat zoning dengan diopside-andradite di bagian tengah, wolastonite-tremolite di bagian luar
  • Batuan beku teralterasi skarn epidote-garnet dengan khlorite dan clay
  • Contoh deposite : Estberg di Papua Indonesia
6. Orogenic Lode Gold deposite : 
  • dicirikan oleh adanya quartz vein layer pada hosted batuan metasediment atau metavolcanics, immediately adjacent to wall rocks
  • Host rocks umumnya phyllite, slate, schist dan milonitic rocks 
  • Banyak pengaruh tectonics , berdekatan dengan patahan.
  • Quartz vein mengisi celah terbuka, biasanya fracture atau deformasion, lensa pada lapisan lapisan batuan, stratiform atau stockworks dengan replacement sulfida pada bagian sayap
  • Contoh deposite : Raub, Penjom, Silingsing, Sokor, Bt Ibam di Malaysia, Balarat, Bendigo. Big Bell di Australia
7. Massive Sulphyde Gold Deposite: 
  • jebakan emas ini dicirikan oleh adanya laminasi tipis dari  pyrite, pyrhotite, chalcopyrite  yang terdapat pada lapisan tipis batuan sedimen klastis atau vulkanik tuff.
  • tekstur berbutir halus, masive sampai laminasi tipis, 
  • Alterasi susah dibedakan karena sudah termetamorfosa lanjut.
  • Contoh deposit di : Beshi di Jepun , KiesLager di Australia, Mount Isa dan Broken Hill di Australia.
8. Laterite Saprolite Gold deposite:
  • Emas tersebar di bagian laterit dan saprolit dan berkembang di bawah kondisi tanah pelapukan tropis, 
  • Pada batuan dasar namun di bagian distal terhadap deposit emas nya.
  • Mineralogi batuan dan tekstur hancur akibat hidrolisis, oksidasi dan pencucian di lingkungan supergen.  
  • Proses utama pengayaan emas meliputi pengayaan residu redistribusi Au dan kimiawi dan pertumbuhan butir dalam profil pelapukan 
  • Pada lateritic, mineralisasi Au dapat dilokalisasi di laterit atau terlantar pada kedalaman ke saprolit yang mendasarinya. 
  • Mineralisasi di laterit cenderung memiliki tekstur yang sama dengan bauksit tipe laterit, yang meliputi pisolitik, masif, nodular, dan bersahaja.
  • Contoh deposit di: Boddington, Mt. Gibson and Edna May, Australia. 
9. Quartz Conglomerate Gold Deposite : 
  • Sebagai palaeo placer deposit.
  • Contoh deposit di : Witwatersrand, South Africa.  Elliot Lake, Jacobina and Moeda, di Brazil; dan  Tarkwa di Ghana.
10. Iron Oxide Gold Deposite :
  • Zona breksi dan vena magnetit dan / atau haematite membentuk pipa dan bodi tabular yang dipandu oleh batuan vulkanik kontinental, sedimen dan intrusif.  
  • Deposit menunjukkan berbagai macam kandungan logam nonferrous dan bervariasi dari tipe monometallic Kiruna (Fe ± P) ke tipe polymetallic Olympic Dam (Fe ± Cu ± U ± Au ± REE).
  • Contoh deposite di : Olympic Dam, Australia; Kiruna, Sweden; El Romeral, Chile; Wernecke Breccias, YT.
11. Placer Gold Deposite :
  • diciirikan oleh adanya e=sedimen endapan alluvial hasil transportasi pengikisan batuan di atas aliran sungai. 
  • Berupa endapan pasir, kerakal, boulder bercampur lumpur
  • Bagian dekat dengan dasar endapan adalah beds rocks  menjadi lapisan yang membawa emas disebut "Pay Dirt"
  • Umumnya menjadi lokasi illegal karena mudah di ambil oleh masyarakat dengan mendulang, menyedot dengan Vacuum.
  • Contoh deposite : Kasongan, Central Kalimantan di Indonesia.
12. Intrussion Related Gold Deposite:
  • Ni, Cu atau sulfida kaya PGE di dasar intrusi mafik-ultramafik berulang-ulang.
  • Host rock dan berasosiasi dengan batuan tipe Mafik berlapis untuk intrusi ultramafik yang mengandung norite, gabro, dunite, harzburgite, peridotite, pyroxenite, troctolite dan anorthosite. 
  • Serpihan pyritic terkait, evaporit atau sumber sulfur eksternal lainnya untuk mencemari magma disarankan 
  • Contoh deposit di: Stillwater, MT; Duluth Complex, Bushveld Complex, South Africa: 



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Cara Mengenali Emas Batuan"

Post a Comment